Unknown
Pengertian Kepemimpinan

Menurut  Yukl (dalam Wirawan, 2014) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa yang perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya, dan proses memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Burns (dalam Wirawan, 2014) kepemimpinan adalah sebagai pemimpin mendorong pengikutnya untuk bertindak untuk tujuan tertentu yang mewakili nilai motivasi - keinginan dan kebutuhan; aspirasi dan harapan-baik pemimpin dan pengikut. Kepemimpinan adalah proses timbal balik dari memobilisasi, oleh orang-orang dengan motif  dan nilai-nilai tertentu, berbagai ekonomi, sumber daya politik dan lainnya, dalam konteks persaingan dan konflik, di lain untuk mewujudkan tujuan secara mandiri atau saling diselenggarakan oleh kedua pemimpin dan pengikut.
Menurut Gardner (dalam Wirawan, 2014) kepemimpinan adalah proses persuasi atau misalnya dengan mana seorang individu untuk kepemimpinan (tim) menginduksi kelompok untuk mengejar tujuan yang diselenggarakan oleh pemimpin atau bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.
Jadi, dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan proses persuasi dan mempengaruhi orang lain untuk memahami tentang apa yang perlu dilakukan dan bagaimana cara melakukannya dengan proses memfasilitasi individu untuk mewujudkan tujuan secara mandiri yang diselenggarakan bersama pemimpin dan pengikutnya

B.     Jenis-jenis Kepemimpinan
a.      Kepemimpinan demokratis
 Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
·         Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
·         Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
·         Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata
·         Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar.
·         Selalu bergantung pada kekuasaan formal
·         Dalam menggerakkan bawahan sering    mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.

Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.

b.      Kepemimpinan militeristis
      Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin   tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
·         Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
·         Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
·         Senang kepada formalitas yang berlebihan.
·         Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
·         Tidak mau menerima kritik dari bawahan
·         Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa ripe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

c.       Kepemimpinan paternalistis
      Tipe kepemimpinan paternalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat paternal atau kebapakan. Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil. Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
·                 Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
·                 Bersikap terlalu melindungi bawahan
·                 Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
·                 Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif daya kreasi.
·                 Sering menganggap dirinya maha tau.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diporlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin paternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.

d.      Kepemimpinan karismatis
     Para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.

e.       Kepemimpinan Demokratis
Dari beberapa tipe kepemimpinan yang telah disebutkan di atas, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
·         Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
·         Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
·         Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
·         Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
·         Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
·         Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
·         Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.



C.     Teori Sistem 4 dari Rensis Likert
Rensis Linkert dari Universitas Michighan mengembangkan model peniti penyambung (linking pin model) yang menggambarkan struktur organisasi. Menurut Luthans (1973) struktur peniti penyambung ini cenderung menekankan dan memudahkan apa yang seharusnya terjadi dalam struktur klasik yang birokratik. Ciri organisasi berstruktur peniti penyambung adalah lambatnya tindakan kelompok, hal ini harus diimbangi dengan memanfaatkan partisipasi yang positif. Bila seseorang memperhatikan dan memelihara pekerjanya dengan baik maka operasional organisasi akan membaik.
Sistem 4 dikembangkan oleh Likert. Dimulai dari sistem 1 (gaya yang sangat otoriter) hingga sistem 4 (gaya yang didasarkan pada kerja tim dan kepercayaan timbal balik). Berikut pembagian sistem 4 menurut Likert:

a.      Sistem 1 (Explosive – Autocracy)
Manajemen tidak mempunyai kepercayaan pada bawahan, karena mereka jarang dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan apapun. Sebagian besar keputusan dan penetapan tujuan organisasi dibuat oleh manajemen puncak dan diturunkan ke bawah melalui garis komando. Para bawahan dipaksa bekerja dengan ketakutan, ancaman, dan hukuman. Sistem yang penuh tekanan dan otoriter dimana segala sesuatu diperintahkan dengan tangan besi dan tidak memerlukan umpan balik. Atasan tidak memiliki kepercayaan terhadap bawahan dan bawahan tidak memiliki kewenangan untuk mendiskusikan pekerjaannya dengan atasan. Akibat dari konsep ini adalah ketakutan, ancaman dan hukuman jika tidak selesai. Proses komunikasi lebih banyak dari atas kebawah.

b.      Sistem 2 (Benevolent – Autocracy)
Manajemen dianggap mempunyai kepercayaan pada bawahan yang semakin berkurang. Sebagian besar keputusan dan penetapan tujuan organisasi dibuat di manajemen puncak, tetapi banyak keputusan dibuat berdasarkan kerangka tertentu di lapisan bawah. Para karyawan diberi motivasi dengan hadian dan hukuman.
c.       Sistem 3 (Consultative)
Manajemen dipandang mempunyai kepercayaan besar pada bawahan, namun tidak sepenuhnya. Kebijakan dan keputusan umum ditetapkan di manajemen puncak, tetapi bawahan diizinkan untuk membuat keputusan spesifik di lapisan bawah. Komunikasi berjalan baik ke atas maupun ke bawah. Hadiah, kadang hukuman dan berbagai keterikatan digunakan untuk memberi motivasi karyawan. Beberapa proses pengendalian yang penting didelegasikan ke bawah dibarengi dengan perasaan tanggung jawab baik pada tingkat atas maupun bawah. Sistem konsultatif dimana pimpinan mencari masukan dari karyawan. Disini karyawan bebas berhubungan dan berdiskusi dengan atasan dan interaksi antara pimpinan dan karyawan nyata. Keputusan di tangan atasan, namun karyawan memiliki andil dalam keputusan tersebut.
d.      Sistem 4 (Participative Group)
Manajemen dipandang mempunyai kepercayaan penuh terhadap bawahan. Pengambilan keputusan disebar ke seluruh lapisan organisasi, namun terpadu sekali. Komunikasi terjadi tidak hanya ke atas dan ke bawah, melainkan juga ke samping yaitu antar sejawat. Sistem partisipan dimana pekerja berpartisipasi aktif dalam membuat keputusan. Disini manajemen percaya sepenuhnya pada bawahan dan mereka dapat membuat keputusan. Alur informasi keatas, kebawah, dan menyilang. Komunikasi kebawah pada umumnya diterima, jika tidak dapat dipastikan dan diperbolehkan ada diskusi antara karyawan dan manajer. Interaksi dalam sistem terbangun, komunikasi keatas umumnya akurat dan manajer menanggapi umpan balik dengan tulus. Motivasi kerja dikembangkan dengan partisipasi yang kuat dalam pengambilan keputusan, penetapan goal setting (tujuan) dan penilaian.

Sumber
Friska. (2004). Kepemimpinan dalam organisasi. USU Repository, 4-6.  
Hasibuan, Malayu, S., P. (2003). Manajemen sumber daya manusia, edisi revisi. Jakarta: Ghalia Indonesia.


Unknown
Job Spesification Manger Logistik
-          Memiliki usia 25-30 tahun
-          Memiliki pendidikan minimal S1 Manajemen
-          Memiliki pengalaman dibidang yang sama minimal 3 tahun
-          Memiliki keahlian dibidang teknis, mampu berkomunkasi dengan baik
-          Mampu menguasai Bahasa Inggris dengan baik
-          Mampu menjalin hubungan dengan baik antar karyawan
-          Memiliki karakter yang supel dan mudah bergaul.
-          Memiliki pemahaman yang baik mengenai distribusi, transportasi dan ekspedisi barang
-          Jujur dan mampu membangun team builder yang baik
-          Ramah
-          Bertanggungjawab



     Job Description Manager Logistik
-          Melakukan tugas yang berhubungan dengan penjualan barang/jasa yang ditawarkan.
-          Memastikan arus keluar dan masuk barang customer sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan.
-          Merekapitulasi penerimaan dan pengeluaran barang dalam suatu perusahaan
-          Melalukan pemesanan barang yang dibutuhkan
-          Melaksanakan tata penyimpanan barang, menjaga keamanan dan ketertiban secara berkala sesuai yang telah ditetapkan.
-          Melalukan pencatatan barang baik dalam pengadaannya dan pendistribusiannya.
-          Melakukan kerjasama yang efektif dan konstruktif baik dengan bawahan, atasan dan rekan kerja yang relevan.

-          Menyusun anggaran biaya logistik dan menjaga agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan efisien dan efektif sesuai anggaran yang telah dialokasikan.
Unknown
Job spesification Internal Audit
-          Berusia minimal 28tahun
-          Bertanggung jawab
-          Memiliki pengalaman kerja dibidang yang sama minimal 5 tahun
-          Pendidikan minimum S1 Jurusan Akuntansi
-          Memiliki keahlian khusus di bidang akuntansi dan keuangan
-          Memiliki wawasan yang luas serta kreatif dalam menuangkan ide
-          Dapat berkomunikasi yang baik dengan karyawan.
Job Description Internal Audit
-          Melalukan pemeriksaan yang berhubungan dengna masuk dan keluar soal biaya dari mulai kantor pusat hingga kantor cabang serta semua bagian divisi.
-           Melalukan proses pemeriksaan dan melaporkannya dalam bentuk laporan audit
-          Melalukan koordinasi antar cabang untuk menyiapkan laporan Rugi Laba bagi perusahaan tersebut.
-          Menjalankan proses audit secara teksnis, baik dari segi financial dan operasional
-          Setelah audit internal dilakukan, hasilnya di evaluasi dengan melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait. 
Unknown
Pengertian Job Spesification
Spesifikasi jabatan atau job spesification adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh orang yang menduduki suatu jabatan, agar ia dapat melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik dan bertanggung jawab. Seorang karyawan akan mau dan mampu bekerja dengan baik jika ia ditempatkan pada posisi jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya serta kebutuhannya dapat terpenuhi dengan ia melakukan pekerjaan itu. Oleh sebab itu, perusahaan harus bisa menempatkan karyawan sesuai dengan minat dan kemampuannya serta memperhatikan kebutuhannya.

Pengertian Job Desc
Job description (jobdesk) atau uraian jabatan/job atau gambaran tugas adalah suatu pernyataan tertulis yang berisi tujuan dari dibentuknya suatu jabatan/tugas, uraian atau gambaran tentang apa yang harus dilakukan oleh sipemegang jabatan, bagaimana suatu pekerjaan dilakukan, alasan-alasan mengapa pekerjaan tersebut dilakukan, hubungan antara suatu posisi tertentu dan posisi lainnya diluar lingkup pekerjaannya dan diluar organisasi (eksternal) sehingga dapat tercapai tujuan unit / bagian kerja dan organisasi / perusahaan secara luas. 

Job Spesification Direksi Personalia
- Pendidikan minimal S2
- Mampu menguasai Bahasa Inggris dengan baik
- Mampu berkomunikasi dengan baik terhadap karyawan
- Bertanggungjawab
- Berkelakuan baik
- Berpenampilan rapi
- Memiliki pengetahuan yang luas serta business knowledge yang baik
- Serta memiliki jiwa kepemimpinan tegas dan baik.

Job Description Direksi Personalia
-       Bertanggung jawab dalam mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia pada suatu perusahaan
-          Membuat sistem komunikasi antar karyawan yang efektif dan efisien
-   Bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutmen karyawan, mulai dari mencari calon karyawan, wawancara hingga seleksi.
-   Melakukan kegiatan pelatihan dan pembinaan, serta berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan keterampilan karyawan.  
-         Membuat kontrak kerja karyawan serta memperbaharui masa berlakunya kontrak kerja.
-   Memberikan sanksi pada karyawan yang melanggar peraturan atau kebijakan perusahaan sebagai bentuk tindakan disiplin.


Unknown
1.      Apa yang dimaksud dengan sumber daya manusia?
Yang dimaksud dengan sumber daya manusia adalah manusia yang memiliki pekerjaan dalam suatu lingkup organisasi sebagai tenaga kerja atau karyawan. Peran sumber daya manusia sangatlah penting bagi suatu perusahaan karena dibutuhkan sebagai peningkatan efektivitas dan keuntungan bagi perusahaan tersebut.

2.      Apa saja aktivitas yang dilakukan sumber daya manusia?
Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dimana dalam pengelolaannya harus dilakukan secara baik sebagai peningkatan efektivitas dan efesiansi organisasi dalam suatu perusahaan.  Sumber daya manusia juga dapat dikatakan sebagai alat untuk meningkatkan suatu produktivitas. Sumber daya manusia tidak hanya bertugas dalam pengelolaan suatu perusahaan melainkan antar karyawan dimana saling menjaga komunikasi agar tidak terjadi simpang siur dalam pemberian informasi.

3.      Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
James A. F. Stoner (1994) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok. Menurut Dale Timple (1991) adalah bahwa pemimpin merupakan orang yang menerapkan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin, dan produktivitas jika bekerjasama dengan orang, tugas, dan situasi agar dapat mencapai sasaran perusahaan. Disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah peran serta dalam mengatur peran baik dalam individu maupun kelompok, dan bertanggung jawab dalam koordinasi dan integrasi perusahaan agar berjalan efektif.

4.      Apa manfaat kepemimpinan bagi sumber daya manusia?
Dalam era perkembangan, kepemimpinan sangatlah bermanfaat bagi sumber daya manusia. Kepemimpinan yang baik dapat memberikan kesempatan perusahaan untuk berkembang menjadi lebih baik. Berikut beberapa manfaat kepemimpinan bagi sumber daya manusia:
-          Membantu melaksanakan perencanaan karier karyawan
-          Memberikan motivasi dalam semangat kerja
-          Ikut serta dan berkontribusi dalam memberikan inovasi bagi perusahaan agar dapat berkembang menjadi lebih baik
-          Membantu menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam perusahaan
-          Mengatur jalannya suatu organisasi dalam perusahaan.


Leavitt, H.J. 1972. Managerial Psychology. London: The University of Chicago Press
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gasindo
Griffin, Ricky W. (2004). Manajemen Edisi 7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga


Nama               : Tiara Safitra
Kelas               : 3PA13
NPM                : 1A514761


Unknown
Tugas I : Temukan kasus yang berkaitan dengan kesehatan mental yang terjadi di Indonesia kemudia analisis dengan menggunakan teori psikologi.

Contoh kasus:                                                                    

Sebagai seorang remaja, Nic Newling menderita penyakit mental yang melumpuhkan, bahkan psikiater Profesor Gordon Parker menyebutnya sebagai penyakit yang sudah parah.
Kini, Nic, yang berusia 28 tahun, menjalani kehidupannya dengan penuh warna. Ia punya pacar, pekerjaan dan menganggap dirinya "lebih stabil ketimbang kebanyakan teman-temannya yang tak memiliki gangguan bipolar". Nic Newling adalah salah satu penderita gangguan bipolar yang beruntung. Prof Gordon, pendiri Institut Black Dog, mendiagnosa Nic dengan gangguan bipolar, empat tahun setelah ia menderita penyakit ini. Diagnosa itu dan rencana perawatan yang disusun membuat Nic menjalani pemulihan.
Ironisnya, warga Australia dengan gangguan bipolar rata-rata menunggu hingga 10 tahun atau lebih sebelum mendapatkan diagnosa, jika memang mereka memeriksakan diri. Inilah yang khususnya terjadi pada kasus bipolar Tingkat II, yang menurut Prof Gordon masih kurang dipahami ketimbang bipolar Tingkat I. Bipolar Tingkat I dan II ditandai dengan pasang surut suasana hati, tapi pada kasus bipolar Tingkat I situasinya lebih ekstrim, dengan penderita mengalami psikosis dan sering berakhir di rumah sakit. Bipolar Tingkat II, dimana tak ditemukan psikosis, lebih umum dijumpai, tetapi penderita sering tak terdiagnosis.u
Penyakit Nic Newling datang pada saat ia berusia 13 tahun. Kondisi ini semakin buruk dan Nic memiliki pikiran untuk berbuat kekerasan, dan mengatakan kepada ibunya, Jayne Newling, "Saya ingin membunuh orang-orang." Selama empat tahun berikutnya, dokter mendiagnosa Nic dengan depresi, gangguan obsesif kompulsif dan skizofrenia. Ia memiliki pikiran untuk bunuh diri, menghabiskan waktu di bangsal psikiatris, mengambil berbagai obat-obatan dan bahkan menjalani terapi elektrokonvulsif, sebuah pengobatan yang dilakukan untuk kasus yang paling ekstrim.
Meski demikian, baik terapi atau pil yang diresepkan kepada Nic tak bekerja dengan baik, dan sifat melemahkan dari penyakit ini memaksanya untuk putus sekolah. Melihat pengalamannya itu, Nic merasa beberapa dokter tak menanyainya pertanyaan yang tepat. Prof Gordon, yang bertemu Nic ketika ia berusia 15 tahun, sepakat. Sebagian dari masalahnya adalah bahwa gejala bipolar terjadi pada sejumlah penyakit mental lainnya.
Profesor Gordon mendiagnosa Nic dengan bipolar tingkat II ketika ia berusia 16 tahun. Saat itu, ia selalu berupaya bunuh diri dan berada di bawah pengamatan rumah sakit jiwa ketika Profesor Gordon mengunjungi dan menyaksikannya memiliki kegilaan yang tinggi. Hal itu mengkonfirmasi kecurigaannya akan gejala bipolar yang diderita Nic. Bagi ayah Nic, yakni Phil Newling, diagnose Prof Gordon itu adalah ‘momen yang melegakan’. Nic kemudian mengikuti program pengobatan holistik yang meliputi obat-obatan, pendidikan dan rencana kesejahteraan. Profesor Gordon mengatakan, memahami penyakit ini dan perubahan suasana hati sangatlah penting, seperti gaya hidup sehat yang tak melibatkan obat-obatan, konsumsi alkohol yang moderat, banyak tidur dan bahkan konsumsi minyak ikan.
Selama beberapa tahun berikutnya, kondisi Nic membaik, perlahan tapi pasti. Prof Gordon mengatakan, kasus Nic sungguh tak lazim dalam tingkat keparahan, gejala awal dan diagnosa dini, tapi ia yakin kisah Nic bisa memberi harapan bagi para penderita lainnya.

ANALISIS KASUS MENGGUNAKAN TEORI PSIKOLOGI

Definisi Gangguan bipolar 
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya disebut dengan manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.
Setiap orang pada umumnya pernah mengalami suasana hati yang baik (mood high) dan suasana hati yang buruk (mood low). Akan tetapi, seseorang yang menderita gangguan bipolar memiliki ayunan perasaan (mood swings) yang ekstrim dengan pola perasaan yang mudah berubah secara drastis. Suatu ketika, seorang pengidap gangguan bipolar bisa merasa sangat antusias dan bersemangat (mania). Saat suasana hatinya berubah buruk, ia bisa sangat depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai keinginan untuk bunuh diri. Suasana hati meningkat secara klinis disebut sebagai mania, atau di saat ringan disebut hipomania. Individu yang mengalami episode mania juga sering mengalami episode depresi, atau episode campuran di saat kedua fitur mania dan depresi hadir pada waktu yang sama. Episode ini biasanya dipisahkan oleh periode suasana hati normal, tetapi dalam beberapa depresi individu dan mania mungkin berganti dengan sangat cepat yang dikenal sebagai rapid-cycle. Episode manik ekstrim kadang-kadang dapat menyebabkan gejala psikosis seperti delusi dan halusinasi.

Teori-Teori psikologis
Gangguan mood atau Bipolar Disorder ini didukung oleh beberapa teori menurut tokoh psikologi yang menjelaskan penyebab dasar munculnya gangguan tersebut. Berikut merupakan beberapa teori tersebut :
a)    Teori Psikoanalisis Tentang Depresi
Menurut Freud (1917/ 1950) potensi depresi muncul pada awal masa kanak-kanak. Pada fase oral anak mungkin kurang terlalu terpenuhi kebutuhannya, sehingga ia terfiksasi pada fase ini mengakibatkan individu dependen, low self esteem. Hipotesanya adalah, setelah kehilangan orang yang dicintai, ia mengidentifikasi diri dengan orang tersebut seolah untuk mencegah kehilangan. Lama-lama ia malah marah pada dirinya sendiri, merasa bersalah.

b)    Teori Kognitif Tentang Depresi
1. Menurut Teori Depresi Beck (1967)
Individu menjadi depresi akibat interpretasi negatif yang bias. Pada waktu kecil/remaja muncul skema negatif akibat kejadian-kejadian buruk ia merasa akan selalu sial/gagal, dipadu dengan bias kognitif muncul triad negatif (pandangan sangat negatif tentang diri, dunia, masa depan).
2. Menurut Teori hopelessness
Sejumlah bentuk depresi dianggap sebagai akibat hopelessnessà merasa hasil yang diharapkan takkan pernah muncul, individu tak bisa merubah situasi. Kemungkinan muncul akibat self esteem yang rendah, kecenderungan anggapan bahwa kejadian negatif akan mengakibatkan sejumlah hal negative.
3. Menurut Teori atribution and learned helplessness
Pada situasi dimana individu pernah gagal, ia akan mencoba mengatribusikan penyebab kegagalan. Individu depresi bila mereka mengatribusikan kejadian negatif bersifat stabil dan global. Individu depresi biasanya menunjukkan depressive attributional styleàmengatribusikan rasa hasil negatif sebagai personal, global, penyebabnya stabil

Menurut Teori Learned helplessness
Kepasifan individu dan perasaan tak berdaya mengontrol hidupnya, didapat dari pengalaman-pengalaman buruk/ trauma, mengarah pada depresi

c)    Teori Interpersonal Tentang Depresi
Individu depresi cenderung terbatas jaringan dan dukungan sosialnyaàmengurangi kemampuan individu mengatasi kejadian negatif, rentan terhadap depresi.
Individu depresi berusaha meyakinkan diri bahwa orang lain benar peduli. Namun ketika yakin, rasa puasnya hanya sebentar. Berhubungan dengan konsep diri negatif.
Kompetensi sosial yang rendah diperkirakan memunculkan depresi pada anak usia TKInterpersonal problem solving skill yang rendah dapat meningkatkan depresi pada remaja.

d)    Teori Biologis Tentang Gangguan Mood
Gangguan bipolar merefleksikan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation system atau BAS. BAS memfasilitasi kemampuan manusia unuk mendekati atau memperoleh reward dari lingkungannya dan ini telah dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrovert, peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur. Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur syaraf dalam otak yang melibatkan dopamine neurotransmitter dan juga terkait dengan perilaku untuk memperoleh reward. Peristiwa kehidupan yang melibatkan pencapaian tujuan atau reward diprediksi meningkatkan simtom mania. Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada simtom mania, dan pencapaian tujuan tidak terkait dengan perubahan dalam simtom depresi.Dengan demikian, BAS dan manifestasi perilakunya, yaitu pencapaian tujuan diasosiasikan dengan simtom mania dari gangguan bipolar.
1.      Genetic Data
Penelitian mengenai faktor genetis pada gangguan unipolar dan bipolar melibatkan keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10-15% keluarga dari pasien yang mengalami gangguan bipolar pernah mengalami satu episode gangguan mood (Gherson, 1990, dalam Davison, Neale, & Kring, 2004). Pada gangguan unipolar, meskipun faktor genetis mempengaruhi, namun kurang menentukan dibandingkan gangguan bipolar. Resiko akan meningkat pada keluarga pasien yang memiliki onset muda saat mengalami gangguan.
Berdasarkan beberapa data diperoleh bahwa onset awal untuk depresi, munculnya delusi, dan komorbiditas dengan gangguan kecemasan dan alkoholisme meningkatkan resiko pada keluarga (Goldstein, et al., 1994; Lyons et al., 1998, dalam Davison, Neale, & Kring, 2004).
2.      Neurochemistry dan Mood Disorders
Dua neurotransmitter yang berperan dalam gangguan mood adalah norepinephrine dan serotonin. Norepinephrine terkait dengan gangguan bipolar dimana tingkat norephinephrine yang rendah menyebabkan depresi dan tingkat yang tinggi menyebabkan mania. Sedangkan untuk serotonin, tingkatnya yang rendah juga menyebabkan depresi. Terdapat dua kelompok obat untuk depresi, yaitu tricyclics dan monoamine oxidase (MAO) inhibitors. Tricyclics seperti imipramine (tofranil) adalah obat antidepresan yang berfungsi untuk mencegah pengambilan kembali norephinephrine dan serotonin oleh presynaptic neuron setelah sebelumnya dilepaskan, meninggalkan lebih banyak neurotransmitter pada synapse sehingga transmisi pada impuls syaraf berikutnya menjadi lebih mudah. Monoamine oxidase (MAO) inhibitors merupakan obat antidepresan yang dapat meningkatkan serotonin dan norephineprhine. Terdapat pula obat yang dapat secara efektif mengatasi gangguan unipolar, yaitu Selective Serotonin Reuptake Inhibitors, seperti Prozac. Namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat efek samping dari berbagai obat antidepresan tersebut sehingga peningkatan dari norephineprhine dan serotonin tidak menimbulkan komplikasi lainnya.
3.      Sistem Neuroendokrin
Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi hipotalamus. Hipotalamus kemudian mengontrol kelenjar endokrin dan tingkat hormon yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi kelenjar pituitary. Relevansinya terkait dengan simtom vegetatif pada gangguan depresi, seperti gangguan tidur dan rangsangan selera. Berbagai temuan mendukung hal tersebut, bahwa orang yang depresi memiliki tingkat dari cortisol (hormon adrenocortical) yang tinggi, hal itu disebabkan produksi yang berlebih dari pelepasan hormon rotropin oleh hipotalamus (Garbutt, et al., 1994 dalam Davison, Neale, & Kring, 2004). Produksi yang berlebih dari cortisol pada orang yang depresi juga menyebabkan semakin banyaknya kelenjar adrenal (Rubun et al., 1995, dalam Davison, Neale, & Kring, 2004). Banyaknya cortisol tersebut juga berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus dan penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang depresi menunjukkan hipoccampal yang tidak normal. Penelitian mengenai Cushing’s Syndrome juga dikaitkan dengan tingginya tingkat cortisol pada gangguan depresi.
4.      An Integrated Theory of Bipolar Disorder
Gangguan bipolar merefleksikan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation system atau BAS. BAS memfasilitasi kemampuan manusia unuk mendekati atau memperoleh reward dari lingkungannya dan ini telah dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrovert, peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur. Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur syaraf dalam otak yang melibatkan dopamine neurotransmitter dan juga terkait dengan perilaku untuk memperoleh reward. Peristiwa kehidupan yang melibatkan pencapaian tujuan atau reward diprediksi meningkatkan simtom mania. Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada simtom mania, dan pencapaian tujuan tidak terkait dengan perubahan dalam simtom depresi. Dengan demikian, BAS dan manifestasi perilakunya, yaitu pencapaian tujuan diasosiasikan dengan simtom mania dari gangguan bipolar.

e)    Teori Lingkungan Tentang Gangguan Mood
Bipolar disorder tak hanya dipengaruhi oleh gen saja, tetapi juga didorong oleh faktor lingkungan. Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi. Selain penyebab diatas, alkohol, obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat memicu munculnya bipolar disorder. Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung penderita gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal.


TUGAS II : Tuliskan pandangan-pandangan anda atau pemahaman anda terkait dengan kesadaran akan kesehatan mental pada masyarakat di Indonesia! Jika perlu berikan masukkan akan kesehatan mental di Indonesia!

Menurut saya, kesadaran akan kesehatan mental pada masyarakat di Indonesia cukup baik. Berikut masukkan akan kesehatan mental di Indonesia.

Cara praktis yang bisa dilakukan untuk tetap menjaga kesehatan mental kita:
1. Menerima dan menghargai diri sendiri
Setiap individu itu berbeda dan unik, namun satu hal yang sama adalah tidak ada
individu yang sempurna. Hargai diri kita sendiri. Kenali dan terima kelemahan yang
kita miliki, namun fokuslah pada hal-hal yang menjadi kelebihan kita.  Bersikaplah
lebih realistis terhadap hal-hal yang masih ingin kita ubah dalam diri kita. Jika hal
tersebut dapat diubah, cobalah untuk mengubahnya secara perlahan.   

2. Menjaga hubungan baik
Tidak perlu berjuang sendirian saat kita menghadapi suatu masalah. Hubungan keluarga
dan teman yang baik dapat membantu mengatasi tekanan dalam hidup karena dapat
memberikan masukan serta membuat kita merasa diperhatikan. Tetaplah menjaga
hubungan baik dengan selalu bertukar kabar lewat telepon, bertemu, dan saling bercerita.

3. Aktif berkegiatan
Aktiflah bertemu dengan banyak orang dan tergabung dalam kegiatan baru 
di lingkungan. Masuklah dalam komunitas, atur pertemuan dengan teman-teman, 
atau ikuti kursus yang dapat membantu kita untuk merasa lebih baik. Ikut kegiatan
yang bertujuan membantu orang lain juga dapat membuat kita merasa dibutuhkan
dan menjadi semakin berharga. Hal ini membuat kepercayaan diri semakin 
meningkat. Aktivitas seperti ini juga membantu kita melihat dunia dari pandangan 
yang berbeda sehingga membantu melihat masalah dari sudut pandang yang lain. 

4. Bercerita kepada orang lain
Bercerita mengenai perasaan yang dirasakan bukan menandakan bahwa kita lemah, 
tetapi merupakan bagian dari usaha kita untuk menjaga kesehatan mental. 
Didengarkan oleh orang lain membuat kita merasa didukung dan tidak sendirian.
Mungkin awalnya sulit, namun jika terus dilakukan maka akan terbiasa. Oleh karena 
itu, carilah orang yang anda bisa ajak berbicara dengan santai dan kemukakan apa
yang ada di kepala anda.

5. Aktif bergerak
Temukan olahraga yang kita sukai dan mulai lakukan. Latihan pada badan dipercaya
dapat mengeluarkan senyawa kimiawi di dalam otak yang membuat kita merasa 
lebih baik. Oleh karena itu, olah raga teratur dapat membuat kita merasa lebih positif,
membantu konsentrasi, tidur, serta membuat kita merasa dan terlihat lebih baik. 
Bergerak tidak harus dengan olahraga, namun dapat dilakukan melalui kegiatan lain
seperti berjalan di taman, berkebun, atau melakukan pekerjaan rumah tangga. 
Lakukan selama minimal 30 menit, 3 – 5 kali seminggu.

6. Lakukan kegiatan yang dikuasai
Melakukan aktivitas yang kita sukai dan minati dapat membantu mengatasi tekanan.
Aktivitas yang disukai adalah aktivitas yang kita kuasai dan dapat membantu kita 
semakin percaya diri serta mengatasi emosi yang kita rasakan. Berkebun, memasak,
melukis, bermain musik, berolah raga merupakan contoh aktivitas yang dapat membantu
kita mengekspresikan diri. Cari aktivitas yang dapat membantu anda. 

7. Istirahat
Jika terlalu banyak kegiatan ternyata membuat kita tertekan, maka carilah waktu
untuk istirahat dan santai. Dengarkan tubuh kita sendiri. Jika tubuh sangat lelah, 
berikan waktu untuk tidur. Selain itu lakukan kegiatan seperti mendengarkan musik,
membaca, menonton film, atau mencoba kegiatan baru yang menyenangkan. Anda
juga juga dapat melakukan pengaturan pernapasan, yoga, atau meditasi. Menggunakan
waktu 10 menit untuk istirahat dalam satu hari yang sibuk akan membantu kita mengatasi
tekanan dengan lebih baik. 

8. Konsumsi makanan dan minuman sehat
Otak kita membutuhkan nutrisi agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik, seperti organ
yang ada di dalam tubuh kita. Melakukan diet yang seimbang dapat membantu kesehatan 
mental kita karena dapat membantu cara berpikir dan cara kita merasakan sesuatu. Cobalah
untuk mengkonsumsi 5 porsi buah-buahan dan sayuran setiap hari serta minum air putih.
Minimalisir konsumsi minuman berkafein, berkadar gula tinggi, dan alkohol. Hindari makan,
minum alkohol, merokok, dan menggunakan obat-obat terlarang untuk menyelesaikan
masalah atau mengatasi perasaan tidak menyenangkan yang kita alami. Hal seperti itu tidak
akan menyelesaikan masalah, justru sebaliknya akan menciptakan masalah baru.  

9. Minta bantuan 
Terkadang kita merasa lelah atau kewalahan saat sesuatu yang buruk terjadi. Saat 
masalah sudah mulai berlebihan dan anda merasa tidak dapat mengatasi, mintalah 
bantuan. Keluarga dan teman merupakan lingkungan terdekat yang dapat mendengarkan
masalah anda. Selain itu anda juga dapat berdoa atau sembahyang. Jika anda mengalami
masalah fisik, pergilah ke dokter. Begitu juga jika anda merasa memiliki masalah psikologis, 
anda dapat berkonsultasi pada psikolog, psikiater, pemuka agama. Jangan malu untuk
meminta pertolongan para ahli demi kesehatan mental yang baik. Setiap orang memerlukan
bantuan dari waktu ke waktu dan tidak ada yang salah dari meminta bantuan. Kenyataannya,
meminta bantuan merupakan tanda adanya kekuatan personal.


Nama           : Tiara Safitra
Kelas            : 2PA13
NPM            : 1A514761
Mata kuliah : Softskill - kesehatan mental 
Dosen          : Lia Fachrial